Kamis, 08 Desember 2011

Alangkah Lucunya Negeri Ini


Alangkah Lucunya Negeri Ini
(sinopsis)



Suatu hari di desa pinggiran kota, hiduplah seorang yang bernama muluk. muluk ini seorang sarjana manajemen yang masih belum dapat pekerjaan. hampir dua tahun dia menyandang status pengangguran. meskipun selalu gagal dalam mencari pekrjaan dia tetap mempunyai semangat yang tinggi untuk bisa mendapatkan pekerjaan. Pak makbul—ayah  muluk—selalu  membanggakan anaknya dan meyakinkan pentingnya pendidikan kepada kawan akrabnya sejak dari pesantren bernama haji Sarbini, yang selalu merasa pendidikan tak terlalu penting…dalam keseharian mereka topik ini selalu menjadi “menu” utama suatu ketikan dia sedang wawancara dengan seorang pengusaha yang perusahaannya mau bangkrut. saat di wawancara, muluk di maki – maki oleh sang pemilik perusahaan. pemilik perusahaan mengangap sarjana menejemen tidak berguna. sarajana menejemen tidak bisa menyelematkan perusahaan yang dia pimpin.  setelah itu Muluk berjalan di daerah pasar. di pasar tersebut. dia menjumpai beberapa anak sedang mencopet.  mereka mencopet dengan koordinasi yang baik. Para pencopet tersebut membagi tugasnya masing- masing. ada yang berperan sebagai pengambil dompet, kemudian berperan sebagai pembawa dompet hasil copet. dan ada pula yang berperan sebagai pengamat situasi.  Si muluk memperhatikan gerak gerik mereka. kemudian muluk mengikuti salah satu dari mereka.  di tempat yang sepi muluk memberhentikan salah seorang pencopet itu. komet, itulah nama dari pencopet itu. muluk memberi peringatan kepada komet bahwa tindakan yang mereka lakukan itu salah. orang yang bekerja kerasnya mencari uang. tapi uangnya seenaknya diambil orang lain tampa sepengetahuan orang itu.
di hari berikutnya saat muluk mau memesan makanan dia menjumpai seorang anak yang sepertinya dia pernah ketemu. dan ternyata anak itu adalah pencopet yang ditemui muluk di pasar waktu lalu.ternyata anak itu adalah komet. dengan wajah komet menyapa muluk. dengan nada agak sombong komet menawari muluk  makan gratis( mentraktir) sambil menunjukkan dompet yang berisi uang. Namun dengan tegas, muluk menolak tawaran tersebut  dengan alasan uang yang diberikan kedia itu merupakan uang haram. mendengar ucapan dari muluk tadi, komet cuma tertawa aja. setelah selesai makan. komet mengajak muluk ke sebuah rumah tua yang sangat kotor. ternyata rumah tua itu merupakan markas persembunyian dia dan kawan – kawanya.  di rumah itu juga ada bos  yang bernama jarot.seketika itu, di benak muluku terpikir suatu ide untuk mengubah nasib mereka menjadi lebih baik dari profesi mereka sekarang sebagai pencopet. Muluk member penawaran  kerjasama kepada jarot, sang bos. Ia memberi keyakinan kepada para pencopet bahwa sebagai sarjana manajemen ia dapat mengelola keuangan mereka, dan meminta imbalan 10% dari hasil nyopet anak-anak itu,termasuk biaya mendidik mereka.
Awalnya gagasan ini ditentang habis oleh para pencopet termasuk jarot, namun dengan “presentasi” yang menarik dan cukup masuk “akal”, mereka menerima lamaran muluk sebagai “manajer” mereka. langkah awal yang dilakukan muluk yaitu member pendidikan kepada mereka. karan muluk merupakan lususan menejemen, dia tidak bisa member mereka pendidikan. untuk itu, dia memanggil temanya yang lulusan sarjana pendidikan. temannya tersebut juga sama nasibya dengan muluk. yaitu sama – sama sarjana dan nganggur. namun teman muluk ini lebih parah lagi, sudah ngaggur malah tambah sering main gaple. muluk juga mamnggil teman perempuanya untuk diajak gabung bersama muluk. kemudian mereka berbagai tugas mengajar mulai dari pelajaran membaca, menulis hingga pelajaran agama, budi pekerti, dan kewarganegaraan.
Hari berlalu, muluk mulai mengelola “usaha” barunya… pak makbul-ayah muluk, senang melihat anaknya sudah bekerja. Apalagi, seperti pengakuan muluk, ia bekerja di bagian sdm (sumber daya manusia). Pak makbul segera memberitahu haji sarbini, ayah rahma, calon besannya.“usaha” yang di kelola muluk berbuah, namun di hati kecilnya tergerak niat untuk mengarahkan para pencopet agar mereka merubah profesinya. 
hingga pada suatu ketika orang tua dari muluk ingin datang ke tempat dimana muluk bekerja.  sesampai di tempat kerjanya muluk, orang tua muluk kaget sekali. ternyata selama ini muluk kerja bersama para pencopet. Perselesian pun terjadi diantara anak dan bapak ini.
dan pada akhirnya muluk memutuskan untuk berhenti bekerja di tempat itu. muluk member kebebasan kepada komet dan kawan – kawannya sesame pencopet untuk memilih apakah mereka melanjutkan pekerjaan mereka semula , yaitu jadi pencopet atau usulan muluk yang baru, yaitu menjadi pedagang asongan. dan pada akhirnya sebagaian dari mereka memutuskan untuk berhenti menjadi pencopet dan bersedia menjadi pedangang asongan. demikianlah ringkasan sinosis dari film Alangkah Lucunya Negeri Ini.
film ini mempunyai bobot yang sangat menarik. film ini sangat cocok ditonton oleh golongan muda sebagai motivasi bahwa seorang sarjana itu tidak selamanya tidak berguna selain itu, dari film ini  dapat dijadikan sebagai cambuk bagi pemerintah. pada jaman sekarang masih banyak anak – anak yang terabaikan oleh Negara. ini menjadi pr besar bagi pemerintah untuk bisa membebaskan dan melindungi mereka dari belenggu kemiskinan dan kesengsesaraan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar